Rabu, 04 Juni 2008

BENTUK PERUT TENTUKAN JENIS KELAMIN

Ah, itu, kan, cuma mitos, Bu. Soalnya, bentuk rahim ternyata dipengaruhi, salah satunya, postur tubuh si ibu hamil dan besar janin.

"Wah, perutnya menggantung seperti itu, anaknya perempuan, nih." Sering, kan, kita mendengar komentar semacam itu ketika melihat kehamilan seseorang. Ada pula komentar lain, seperti "Kok, hamilnya kecil, sih. Makan, dong, yang banyak, biar janinnya cepat besar." Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang menunjukkan perbedaan ukuran rahim dalam kehamilan.
Memang, bila kita perhatikan secara saksama, perut ibu hamil ternyata berbeda-beda. Ada yang membuncit ke atas, ada yang menggantung/turun ke bawah. Ada yang bundar, ada pula yang lonjong. Bukan itu saja, pada wanita hamil yang satu kadang perutnya tampak besar, namun pada wanita hamil lain bisa jadi tampak kecil meski usia kehamilannya sama. Nah, mengapa ini bisa terjadi?

Ternyata, besar-kecilnya perut kala hamil yang tampak dari luar, tak hanya dipengaruhi oleh pembesaran rahim. "Kondisi postur tubuh, tebal-tipisnya lemak di perut, serta elastisitas oot-otot perut turut mempengaruhi penampakan dari luar," terang dr. Suharyanti, SpOG dari Departemen Obstetri & Ginekologi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Memang, diakui Suharyanti, dengan dimulainya kehamilan secara otomatis rahim akan membesar. "Dasar pembesaran ini karena sel-sel dalam otot polos serta serabut kolagen yang membesar akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat selama kehamilan." Selain itu, dalam rahim juga akan terbentuk kantung janin, plasenta, dan janin. Hingga, tak aneh bila rahim jadi besar sekali kala hamil, ya, Bu-Pak. Padahal jika tak sedang hamil, rahim sangat kecil, lo; hanya seberat 30 gr. Sementara pada kehamilan sudah cukup bulan (9 bulan), pembesaran rahim meningkat jadi 1000 gr.

POSTUR TUBUH

Yang sering dilupakan, lanjut Suharyanti, dalam menilai besar kecilnya kehamilan, orang hanya melihat bentuk perut, tak dilihat bentuk keseluruhan postur tubuhnya. "Jangan salah, berat badan ibu pun turut menentukan besar-kecilnya rahim, lo. Kalau orangnya gemuk, tentu rahimnya akan tampak lebih besar dibandingkan yang kurus. Hal ini karena lemak di perutnya banyak hingga membuat perut kelihatan tambah tebal." Lain hal jika si ibu gemuk ini hamil muda, justru tak ketahuan hamilnya. "Berhubung lemaknya banyak maka saat kehamilan muda, ia tak kelihatan hamil. Bukankah tanpa hamil pun perutnya sudah tampak seperti orang yang sedang hamil? Hingga, kala rahim mulai membesar, perubahan tersebut tak tampak. Walau begitu, bila kita raba perutnya akan teraba rahimnya membesar.
Nah, ibu gemuk baru akan kelihatan besar sekali perutnya kalau usia kehamilan sudah di atas 7 bulan."

Tak cuma berat, tinggi badan ibu hamil pun ikut menentukan penampakan besar-kecilnya rahim. Bila tinggi, biasanya ukuran perut atau jarak dari tulang simfisis/tulang kemaluan hingga tulang xiphoid/batas tulang iga bawah juga lebih panjang. Karena itu, untuk orang berbadan tinggi, walau rahimnya membesar, tak akan kelihatan.

Beda dengan orang pendek, berhubung jarak antara tulang simfisis dengan xiphoid juga pendek, maka kalau rahimnya membesar akan kelihatan besar sekali. "Padahal bisa jadi pembesaran rahimnya normal, mengikuti patokan pembesaran ukuran rahim umumnya. Jadi, baik untuk orang yang tinggi maupun yang pendek, patokan ukuran pembesaran rahimnya sama saja."
Nah, berikut ini patokan ukuran rahim yang normal:
* Rahim yang belum hamil berukuran sebesar telur ayam.
* Pada kehamilan 8 minggu, ukurannya sebesar telur bebek.
* Usia kehamilan 12 minggu, rahim sebesar telur angsa. Saat ini fundus uteri/ujung atas rahim berada 3 jari di atas tulang simfisis.
* Kehamilan 16 minggu, rahim sebesar kepala bayi atau tinju tangan orang dewasa dan fundusnya terletak di pertengahan antara tulang simfisis dan pusar.
* Kehamilan 20 minggu, fundus berada di bawah pusar.
* Kehamilan 24 minggu, fundus berada di atas pusar.
* Kehamilan 28 minggu, fundus berada 3 jari di atas pusar.
* Kehamilan 32 minggu, fundus di pertengahan antara pusar dan tulang xiphoid.
* Kehamilan 36 minggu, fundus berada 4 jari di bawah tulang xiphoid.
* Kehamilan 37 minggu, fundus naik sampai 2 jari di bawah tulang xiphoid.
* Kehamilan 38 minggu, kalau kepala bayi sudah turun ke dasar panggul, rahim akan turun lagi hingga 4 jari di bawah tulang xiphoid.
Dengan demikian, dari usia kehamilan 1-12 minggu sebenarnya ibu hamil belum bisa meraba pembesaran rahimnya. Lantaran di usia kehamilan ini, rahim masih terlindung dalam tulang panggul. "Jadi, kalaupun kita merasa perutnya besar, itu cuma perubahan hormon karena pembesaran sel-sel." Lain hal jika kehamilan sudah di atas usia 12 minggu, maka fundus rahim sudah keluar dari rongga panggul hingga ibu pun bisa meraba ada sesuatu yang keras dan bergerak- gerak di perutnya.

TUNGGAL ATAU KEMBAR

Bila besarnya rahim melebihi ukuran normal usia kehamilan, perlu diteliti lebih lanjut, "apakah janinnya tunggal atau kembar? Tentu saja kalau bayinya kembar, rahimnya akan lebih besar dibandingkan bila hamil anak tunggal, kan?"

Bila janinnya tunggal, rahim bisa tampak lebih membesar, terutama kalau janinnya besar. "Nah, janin yang besar ini harus cari tahu penyebabnya; apakah memang karena turunan atau karena si ibu mengidap penyakit kencing manis atau ada tumor di rahimnya."

Ukuran bayi yang normal, terang Suharyanti, berkisar antara 2,5-4 kg. "Di atas 4 kg dikatakan bayi besar, di bawah 2,5 kg dikatakan kecil untuk masa kehamilannya. Sementara kenaikan berat badan janin secara normal antara 100-200 gr per minggunya."

Sebaliknya, jika rahim terlihat lebih kecil dibanding usia kehamilannya, maka si ibu pun harus mencari tahu penyebabnya. "Jangan-jangan usia kehamilannya memang tak sesuai atau salah menghitung." Jika kasusnya demikian, dokter akan melakukan USG, selain perabaan perut atau menentukan tinggi fundus uteri. "Dari USG akan kelihatan kondisi plasenta dan air ketuban. Dari kondisi janin, kita cocokkan perkembangannya dengan usia kehamilannya."

Rahim kecil bisa juga karena janinnya memang tergolong pertumbuhan janin terhambat (PJT). Ini berarti harus pula dicari penyebabnya; apa karena ada kelainan plasenta, misal, plasenta cepat tua (terjadi pengapuran) dan lilitan tali pusat. Bisa juga karena ibunya menderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau kurang gizi. "Jika halnya demikian, kelainan pada si ibu harus diperbaiki dulu."

ELASTISITAS OTOT PERUT

Elastisitas otot perut juga menentukan penampakan ukuran rahim. Untuk elastisitas perut yang masih kuat dan baik, rahim akan terlihat membuncit dan tegak, sedangkan pada elastisitas otot perut yang sudah kendor, rahim kelihatan jatuh atau perut gantung.

Perlu diketahui, di bawah lapisan kulit perut terdapat jaringan bawah kulit. Di bawah jaringan kulit ini ada otot dan selaput tebal yang bertugas menahan perut agar tak menggembung berlebihan. Misal, sehabis makan usus akan mengembang besar. "Nah, kalau tak ada penahan, perut akan menggembung sesuai pengembangan usus. Namun dengan adanya penahan, dinding perut tetap rata dan hanya menggembung sedikit."

Yang jelas, perut gantung sering terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya, serta pada ibu-ibu yang tak pernah olahraga. Bukankah dengan tak pernah olahraga, otot penahan perut jadi kendor? "Nah, kalau elastisitas otot perutnya sudah tak baik, maka kalau perutnya membesar akan tampak jatuh."

Jadi, tak benar, ya, Bu-Pak, bila dikatakan perut yang membuncit pertanda anak yang akan dilahirkan lelaki, sedangkan yang perutnya gantung berarti anaknya perempuan.
Untuk yang rahimnya membuncit atau tegak, tentu jadi kelihatan lebih kecil dibanding yang menggantung. "Yang kencang biasanya pada kehamilan pertama, karena otot perut dan rahimnya masih kencang, hingga kelihatan lebih kecil." Sementara kalau si ibu gemuk dan pendek, rahimnya akan tampak lebar dan besar.

"Namun kalau si ibu tak gemuk, tapi rahimnya tampak melebar, bisa jadi karena dipengaruhi letak bayi. Bayi yang letaknya melintang membuat rahim tampak lebar. Terutama akan terlihat sekali bila ibu berbaring. Letak bayi yang benar adalah memanjang dengan kepala terletak di bawah." Itulah mengapa, bila di bulan pertama kehamilan, rahim berbentuk seperti buah alpukat. Pada usia kehamilan 4 bulan, rahim akan berbentuk bulat. Sedangkan pada kehamilan tua, rahim berbentuk lonjong seperti telur.

Jadi, bentuk rahim ternyata tak menunjukkan jenis kelamin, ya, Bu-Pak.

Indah Mulatsih (Nakita)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku hamil anak pertama, tinggi ku 155 cm dan bdan ku sebelum hamil kurus.. Tp kenapa yach rahim ku gantung.. Jadi di saat aku hamil, perut ku sangat bulat dan turun..